Tommy Harvie: Pelopor Tren Kopi Susu Di Banda Aceh
Salah satu sentral produksi kopi
arabika terbesar adalah provinsi Aceh. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di
Asia. Kopi hasil produksi dari Aceh memiliki kualitas yang baik hingga ke
kancah internasional. Hingga saat ini kopi berkembang dan menyatu dengan
kebudayaan masyarakat.
Dewasa ini bisa kita lihat di
berbagai daerah bahwa kedai kopi begitu banyak peminatnya. Tren ngopi kian
menjamur di berbagai kalangan. Jika kita menulusuri berbagai tempat di Aceh,
tentunya kita akan menjumpai kedai-kedai kopi yang tak pernah sepi. Bahkan
hingga larut malam sekalipun. Sebagian orang sering mendapatkan
inspirasi ketika sedang jenuh saat beraktivitas. Bagi penikmat kopi mereka akan
mesndapatkan kenikmatan tersendiri ketika meminum kopi.
Bahkan untuk saat ini bisnis kopi
sudah menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Salah satu kedai kopi yang
populer di Banda Aceh adalah Harvies Coffee. Didirikan oleh Bapak Tommy Harvie pada
tahun 2014 silam. Berawal dari gemar meminum kopi, hingga akhirnya menjadi
pecinta kopi, dan mulai mempelajari segala hal tentang kopi.
Sosok yang menyandang gelar Sarjana
Akuntansi ini semasa kuliah mulai berbisnis online menggunakan media Kaskus.
Sebelum merintis bisnis kedai kopi ia mendirikan usaha produksi biji kopi Luwak
dengan nama brand Komos Coffee dan masih berlanjut hingga sekarang ini.
Finalis Wirausaha Muda Mandiri (2013)
ini memutuskan untuk membuka usaha kedai kopi pada tahun 2014. Awalnya konsep kedai
kopi manual brewing. Namanya saja bisnis, tentunya tidak akan berjalan mulus
selalu. Semakin hari omset yang didapatkan oleh Bapak Tommy ini semakin
menurun. Ia sempat menutup gerai Harvies Coffee selama beberapa bulan.
Mengingat bukan hanya tentang dirinya
dan bisnisnya saja, tapi masih adanya tim di Harvies Coffee, maka dalam keadaan
terpuruk terpuruk tersebut Bapak Tommy pergi ke Bandung untuk sekedar
jalan-jalan sambil mencari ide. Di sana ia bertemu dengan mentor yang memberikan
pencerahan untuk bisnisnya secara tepat. Setelah mengikuti kelas mentoring bisnis
tersebut, Bapak Tommy kembali ke Aceh dan mencoba merubah banyak hal. Mulai
dari konsep produk hingga marketing yang akan digunakan.
Pria yang pernah meraih Juara 1 Wirausaha
Pemula yang digelar oleh Dispora Provinsi Aceh (2015) ini kemudian merubah
kedai kopi yang awalnya fokus pada manual brewing menjadi kopi susu yang
bisa dinikmati oleh semua kalangan dan menyesuaikan dengan UMR di kota Banda
Aceh.
Setelah mengalami masa sulit dan
belajar lebih lanjut tentang bisnis, perlahan pemasarannya kembali stabil dan
terus meningkat. Hingga pada 2019 Bapak Tommy sudah bisa membuka cabang ke dua Harvies
Coffee. Dan pada tahun berikutnya Bapak Tommy kembali membuka cabang ke tiga
Harvies Coffee.
Tidak berhenti sampai di situ,
mengingat banyaknya kedai kopi yang serupa mulai bermunculan di kota Banda
Aceh, Bapak Tommy selalu berusaha untuk mengikuti berbagai perkembangan zaman,
sehingga tidak kalah saing dengan kedai kopi lainnya.
Pada tahun 2022 lalu, Bapak Tommy
memutuskan untuk menjual gerai pertama dan ke dua Harvies Coffee. Namun kali
ini bukan karena bangkrut. Tetapi Bapak Tommy memutuskan untuk membuka gerai
utama (flagship) di tempat yang lebih strategis. Dengan kerjasama tim yang patut
diacungi jempol, Bapak Tommy juga berhasil mendirikan gerai take away (Coffee
to go).
Dalam menjalankan bisnisnya, Bapak
Tommy mengambil peran langsung sebagai leader di dalam tim. Sehingga
komunikasi dengan tim terbangun dengan baik. Pun demikian, bagi anggota tim Bapak
Tommy adalah sosok orang tua bagi mereka. Di mana Bapak Tommy akan terus
membimbing mereka, dan juga selalu menasehati mereka. Sehingga dapat membentuk
karakter yang lebih baik.
Bahkan tidak jarang Bapak Tommy berbagi
ilmu tentang berbisnis kepada anggota timnya. Relasi kekeluargaan yang terjalin
dengan sedemikian rupa tentunya berdampak positif bagi roda perjalanan usaha
bisnisnya. Hingga saat ini Harvies Coffee sudah memiliki tiga gerai yang berada
di Banda Aceh, tepatnya di Jl. T. Panglima Nyak Makam Lampineung, dan di Jl,
Makam Pahlawan Ateuk Munjeng. Sedangkan gerai take away berlokasi di daerah
Peunayong.
Dulunya Bapak Tommy sangat
berkeinginan untuk menjadi pebisnis kopi. Namun bukan pebisnis kopi biasa, tapi
sebagai pebisnis yang bisa mengedukasi tentang kopi. Bapak Tommy mendeskripsikan
kopi sebagai kehidupan, di mana kopi tersebut tidak akan pernah habis
dipelajari, dan akan selalu mempunyai cerita dan makna yang menakjubkan.
Seiring berjalan waktu ikhitiar, doa, dan juga dengan dukungan dari berbagai pihak, kini mimpi tersebut terealisasi. Tentunya tidak mudah, tapi dengan keyakinan, keberanian, dan konsisten yang ditanamkan dalam dirinya membuahkan hasil yang maksimal.
*Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga
👍👍👍👍
tulisannya bagus kak naura☺️