Berguru pada Sosok dan Pengalaman Hidup: Sebuah Opini
Guru adalah sesuatu yang memberikan pelajaran. Baik berupa suatu pengalaman hidup atau sosok yang mengajarkan ilmu.
Oleh: Maysarah*
Pendahuluan
Banyak yang mendefinisikan arti guru menurut perspektif masing-masing.
Baik berdasarkan bacaan, ilmu pengetahuan bahkan pengalaman.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa guru adalah sesuatu yang memberikan pelajaran.
Baik definisi berupa suatu pengalaman atau individu yang mengajarkan ilmu.
Sosok dan Pengalaman Hidup sebagai Guru
Perlu dipahami bahwa guru bukan hanya sekadar pengajar di kelas, tetapi juga seorang pembimbing, motivator, dan inspirator bagi para siswa.
Dalam perjalanan karirnya, seorang guru tidak hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga mencari jati diri dalam peran yang diemban.
Proses ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang tanggung jawab, identitas profesional, dan peran sosial yang dimiliki.
Ada dua guru yang penulis cantumkan di sini sebagai guru, yaitu pengalaman hidup dan seorang pengajar atau pendidik.
Di dunia ini, yang menjadi guru nomor satu seluruh umat manusia yaitu Rasulullah Saw yang menjadi teladan dan memberikan ilmu pengetahuan secara sempurna dengan mukjizat berupa Alquran yang menjadi petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia.
Seperti dalam firman Allah Swt yang berarti "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab ayat 21).
Nabi Muhammad Saw adalah penyempurna akhlak yang di dalamnya sudah dengan kelengkapan ilmu pengetahuan.
Selanjutnya para sahabat serta para tabi`in adalah sumber ilmu yang terus digemakan oleh para ulama hingga saat ini.
Berguru pada Pengalaman Hidup
Di sisi lain, penulis juga melihat guru adalah pengalaman hidup, hal ini sependapat dengan sebuah buku yang pernah penulis baca berjudul “Semua Guru Semua Murid Memetik Hikmah dari Sosok dan Peristiwa” yang ditulis oleh M.Husaini dan Nasaruddin Idris Jauhar, yang penulis dapat di laman Facebook karena rutin menunggu unggahan uslub bahasa Arab dari ustad Nasaruddin Idris Jauhar.
Buku tersebut sangat lugas dan bisa diakses secara gratis softcopynya.
Dalam buku tersebut diceritakan tentang pengalaman hidup setiap yang ditemui sehari-hari.
Disajikan dengan judul yang berbeda-beda namun sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-sehari.
Isi buku tersebut mengajarkan cara memetik hikmah dan menjadikan pelajaran hidup terhadap sesuatu yang ditemui dalam kehidupan nyata.
Diceritakan dalam sebagian judul terkait sosok Azyumardi Azra seorang cendikiawan muslim Indonesia yang sangat produktif menulis.
Memberikan pelajaran nyata bahwa untuk bisa menulis maka menulislah.
Prof Azyumardi Azra adalah sosok yang memiliki bergunung karya dan prestasi yang patut dicontoh oleh generasi muda saat ini.
Dalam buku itu penulis terenyuh pada nasehat beliau bahwa “Membaca dan menulis memiliki etos, komitmen dan konsistensi."
Dijelaskan bahwa Prof Azyumardi Azra begitu paham pentingnya membaca dan menulis sebagai tradisi mulia dan diperintahkan dalam Islam.
Wahyu pertama adalah iqra' yang berarti perintah membaca sekaligus bermakna perintah menulis.
Seperti contohnya kita dilarang melukis fisik Nabi dan Rasul. Namun, menggambarkan secara detail dalam bait-bait kalimat hingga menjadi sebuah buku adalah upaya yang sangat diapresiasi.
Tradisi Islam adalah tradisi literasi, karena ditinjau dari sisi manfaat juga luar biasa.
Bayangkan kalau dulu Alquran dan kumpulan hadis Rasulullah tidak dituliskan, kemungkinan besar tidak akan awet dan tidak pula sampai ke kita hari ini.
Kita mengenal nama-nama tokoh dan ulama Islam juga dari karya tulis mereka.
Kita dapat membaca karya tulis karena ada yang menuliskan. Itu adalah salah satu cara belajar dari sosok yang belajar dari pengalaman hidup.
Selain itu, pengalaman hidup tentang perjuangan, kesabaran, rasa sakit, rasa marah yang semua itu menjadi guru kehidupan, jika dapat dipahami hikmah yang sangat besar dibaliknya.
Penutup
Hikmah tentang kegagalan yang berulang kali dialami orang orang-orang yang memulai usaha, mengalami kebangkrutan, dan lainnya, menjadi pelajaran dan guru kehidupan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.