Memaknai Kesulitan dan Penderitaan Perspektif Dalai Lama
Mengubah perspektif tidak hanya meringankan kesulitan dan penderitaan kita, tapi juga membuat cara pandang kita terhadap kenyataan menjadi lebih positif, dan tentunya lebih bermakna.
Oleh: Arizul Suwar
Bagaimana Dalai Lama Memaknai Kesulitan dan Penderitaan?
Ada banyak kesulitan di negeriku sendiri, kalau aku hanya melihat itu, aku akan khawatir. Tapi saat aku melihat dunia, ada banyak masalah, di berbagai tempat banyak terdapat kesulitan dan penderitaan.
Saat melihat hal-hal itu, kita menyadari bahwa bukan hanya kita yang menderita, tetapi juga banyak saudara laki-laki dan perempuan kita, sesama manusia.
Jadi saat kita melihat kejadian yang sama dari perspektif yang lebih luas, kita akan mengurangi kekhawatiran dan penderitaan kita sendiri.
Kalimat-kalimat di atas merupakan cuplikan pesan dari Dalai Lama terkait kekhawatiran dan penderitaan.
Kalimat-kalimat tersebut terdengar sederhana, namun mengandung pesan yang begitu dalam.
Dalam komentarnya terhadap pesan yang disampaikan Dalai Lama di atas, Douglas Abrams menyatakan bahwa kalimat-kalimat tersebut bukanlah ekspresi menolak rasa sakit dan penderitaan. Melainkan perubahan perspektif, dari diri sendiri menuju orang lain.
Dari rasa sakit dan kesedihan menuju rasa kasih, melihat orang lain juga menderita.
Yang menakjubkan--lanjut Abrams--adalah saat kita mengenali penderitaan orang lain dan menyadari bahwa kita tidak sendirian, rasa sakit kita sendiri kini berkurang.
Mengubah Perspektif dalam Menilai Kesulitan dan Penderitaan
Ketika mengalami rasa sakit, khawatir dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penderitaan, kita selalu menilai itu dengan rujukan pada diri kita sendiri. Aku mengalami kesedihan, aku mengalami penderitaan.
Namun jika kita berusaha untuk sedikit melebarkan sudut pandang dalam menilai hal tersebut, kita akan menemukan bahwa masih banyak orang lain, saudara-saudara kita, sesama manusia, juga mengalami penderitaan, yang bahkan bisa jadi lebih dalam daripada penderitaan yang sekarang kita alami.
Mengubah perspektif tidak hanya membantu meringankan penderitaan kita, tapi juga membuat cara pandang kita terhadap kenyataan menjadi lebih positif, dan tentunya lebih bermakna.
Apa yang terjadi dalam hidup ini, bergantung sepenuhnya pada perspektif dan penilaian kita. Perspektif yang sempit akan melahirkan penilaian yang sempit, demikian juga sebaliknya. Semakin banyak perspektif seseorang dalam menilai sesuatu, maka semakin luas pula nilai yang bisa diberikan.
Ilustrasi Perspektif
Ambillah sebuah contoh sederhana, saat melihat sebuah lukisan besar di dinding, lalu mata kita hanya tertuju pada satu goresan yang tidak lurus, kita akan menilai itu sebagai sesuatu yang janggal dan tidak indah.
Namun jika kita melihat lukisan itu secara keseluruhan, dengan perspektif yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa garis-garis yang tidak lurus itu ternyata saling terkait satu sama lain, saling melengkapi satu sama lain, dan dari situlah terbentuk sebuah lukisan yang indah, menyenangkan setiap mata yang melihatnya.
Pengalaman Kesulitan Dalai Lama dalam Pengungsian
Sudah puluhan tahun Dalai Lama hidup dalam pengungsian. Kondisi tersebut tentunya sangat sulit, namun demikian, Dalai Lama memiliki perspektifnya tersendiri dalam memaknai kesulitan sebagai pengungsi.
Pengalaman sebagai pengungsi itu dimaknai oleh Dalai Lama sebagai pengalaman yang memberinya banyak kesempatan baru untuk melihat lebih banyak hal.
Bagiku sendiri--ungkap Dalai Lama--aku mendapat lebih banyak kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang berbeda, praktisi-praktisi spiritual yang berbeda, dan juga para ilmuwan. Kesempatan baru ini ada karena aku menjadi pengungsi.
Terbuang dari negeri sendiri tentunya tidak menyenangkan. Oh, betapa menyedihkan, tentunya itu menimbulkan penderitaan.
Namun, dalam perspektif lain, pengalaman mengungsi itu memberikan lebih banyak kesempatan untuk terus belajar, mengenal orang lain yang berbeda, serta mengalami hidup yang lebih berwarna dari sebelumnya.
Belajar dari Dalai Lama
Dari apa-apa yang disampaikan Dalai Lama, sangat terang terlihat bahwa kenyataan hidup ini memiliki makna yang berbeda ketika kita menilainya dari perspektif yang berbeda.
Tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah, akan tetapi masalah itu menjadi suatu beban penderitaan atau suatu pengalaman berharga bergantung sepenuhnya dari perspektif orang yang menilainya. []