Bangkit dari Trauma Bullying: Cara yang Efektif untuk Mengatasi Dampak Negatif Bullying
Source: Bing Image Creator |
Oleh Merryaadhil Jannah*
Apa itu Trauma Bullying?
Trauma bullying adalah kondisi di mana seseorang sulit melupakan pengalaman buruk di masa lalu, biasanya akibat tindakan bullying atau pelecehan.
Ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kekerasan fisik, emosional, atau seksual, kehilangan orang yang dicintai, atau bencana alam.
Jika tidak ditangani dengan baik, trauma ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan bahkan berpotensi mengarah pada gangguan psikologis yang lebih serius seperti PTSD (post-traumatic stress disorder).
Menurut American Psychological Association, bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan seseorang secara sengaja dan berulang kali untuk melukai atau membuat orang lain tidak nyaman.
Bullying verbal dan non-verbal adalah bahwa keduanya sama-sama merusak dan tidak dapat diterima.
Bullying verbal melibatkan penggunaan kata-kata yang menyakitkan, pelecehan, atau ancaman secara lisan, sementara bullying non-verbal melibatkan perilaku seperti pengejekan, penolakan, atau penampilan fisik yang menghina.
Bullying verbal menyebabkan luka emosional dan membuat korban merasa tidak berdaya.
Sementara bullying non-verbal sulit dideteksi, tapi juga merusak karena membuat korban merasa tidak dihargai.
Keduanya mengganggu kesejahteraan emosional korban.
Bullying memiliki dampak yang luas dan merusak, tidak hanya bagi korbannya tetapi juga bagi pelaku dan para saksi.
Tindakan ini memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik dan mental.
Dalam kasus yang parah, bullying dapat menyebabkan depresi dan bahkan mendorong tindakan ekstrem seperti bunuh diri.
Bullying adalah masalah serius yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan korban, mulai dari, prestasi akademik, hubungan sosial, hingga kualitas hidup secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda bullying dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu korban serta mencegah tindakan bullying di lingkungan sekitar kita.
Mengatasi Trauma Bullying
Ada beberapa cara untuk mengatasi trauma bullying dan memulihkan diri dari pengalaman buruk.
Pendekatan-pendekatan ini dapat membantu mengurangi efek trauma, serta mendorong seseorang untuk bangkit dan kembali menikmati hidup.
1. Mencari Dukungan Emosional.
Bantuan dari keluarga, teman, atau konselor profesional dapat membuat korban bullying merasa didengar dan dihargai.
Bergabung dengan kelompok dukungan juga dapat membantu mereka merasa tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini.
2. Mengelola Emosi dengan Cara Positif
Trauma bisa memicu perasaan marah, cemas, atau sedih.
Mengelola emosi dengan cara positif seperti melalui seni, musik, atau menulis dapat membantu mengurangi stres dan memberikan jalan bagi ekspresi kreatif.
3. Mengembangkan Rasa Percaya Diri
Bullying sering merusak kepercayaan diri seseorang. Untuk membangunnya kembali, cobalah tetapkan tujuan-tujuan kecil dan rayakan setiap pencapaian.
Fokuslah pada keterampilan dan bakat pribadi untuk meningkatkan rasa percaya diri.
4. Menghindari Lingkungan Negatif
Jika memungkinkan, korban bullying sebaiknya menghindari lingkungan yang tidak mendukung atau bisa memicu trauma.
Ini mungkin berarti pindah sekolah, ganti pekerjaan, atau mencari komunitas baru yang lebih inklusif dan mendukung.
5. Belajar Keterampilan Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan untuk pulih dari kesulitan.
Latihan seperti meditasi, yoga, atau teknik relaksasi dapat membantu korban bullying membangun ketahanan mental dan emosional.
6. Mengambil Kendali Atas Hidup Sendiri
Bullying bisa membuat orang merasa tidak berdaya. Korban bullying perlu merasa punya kendali atas hidup mereka.
Ini bisa berarti mengambil keputusan yang memberdayakan, seperti memilih aktivitas yang disukai, menetapkan batasan, atau mengekspresikan diri dengan bebas.
7. Melibatkan Diri dalam Aktivitas Positif
Mengikuti aktivitas yang bermanfaat dan positif bisa membantu mengalihkan perhatian dari trauma dan memberi rasa tujuan.
Kegiatan seperti menjadi sukarelawan, berolahraga, atau bergabung dengan komunitas yang peduli dapat memberikan rasa kebersamaan dan dukungan sosial.
8. Menerima Bantuan Profesional
Dalam beberapa kasus, trauma akibat bullying mungkin membutuhkan bantuan profesional, seperti terapis atau psikiater.
Terapi dapat membantu korban memahami pengalaman mereka, mengenali dampaknya, dan mempelajari cara mengatasi stres dan kecemasan.
Bangkit dari Trauma Bullying
Bangkit dari trauma bullying memerlukan proses yang panjang dan membutuhkan bantuan dari berbagai cara.
Jika Anda mengalami trauma bullying dan ingin mengatasinya, sebaiknya konsultasikan lebih dahulu ke dokter atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang paling efektif sesuai dengan kondisi Anda secara khusus.
Setiap individu berhak merasa aman dan dihargai, baik di sekolah, tempat kerja, maupun lingkungan sosial.
Edukasi dan kebijakan anti-bullying yang jelas adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung.
Masyarakat perlu bekerja sama untuk menghentikan bullying. Ini bukan hanya tanggung jawab korban atau pihak berwenang, tetapi tanggung jawab kita semua.
Dengan lebih banyak empati, kesadaran, dan tindakan, kita dapat membantu korban bangkit dan mencegah terjadinya bullying di masa depan. Hargailah perbedaan. Setiap individu berhak untuk dihormati tanpa memandang latar belakang, warna kulit, atau kepercayaan mereka. Ketika kita menghormati dan mendukung satu sama lain, kita membangun lingkungan yang aman dan positif bagi semua orang. Perubahan dimulai dari diri sendiri. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah di mana setiap orang merasa aman dan dihargai.[]
• Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh