From FOMO to JOMO: Membangun Kesehatan Mental di Era Sosial Media
Oleh: Atshalu Mauli Sabrina*
FOMO: Pengertian dan Dampaknya
FOMO (Fear Of Missing Out) adalah fenomena psikologis di mana adanya kecemasan atau kekhawatiran ketinggalan informasi, momen, pengalaman atau aktivitas yang menarik atau penting di sekitar kita terutama di media sosial. Di mana kita melihat postingan orang lain yang membuat kita cemas atau tidak puas dengan kehidupan kita sendiri.
FOMO biasanya dipicu oleh perasaan kompetisi sosial, keinginan untuk menjadi bagian dari apa yang dianggap populer atau trendi, dan kekhawatiran bahwa kita akan tertinggal atau diabaikan oleh orang lain.
Hal ini sering kali mengarah pada keinginan untuk terus terhubung dengan media sosial, memeriksa pembaruan terbaru, atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan hanya agar tidak merasa ketinggalan.
FOMO dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan dan kehidupan seseorang.
Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat FOMO antara lain; stress dan kecemasan, kurangnya kepuasan dan kebahagiaan, perasaan rendah harga diri karena perbandingan sosial yang konstan, merasa tertekan, gangguan kualitas tidur, dan gangguan konsentrasi.
JOMO: Upaya Membangun Kesehatan Mental
Di sisi lain, JOMO (Joy Of Missing Out) adalah konsep yang bertentangan dengan FOMO, JOMO mengajak kita untuk merayakan atau menikmati ketenangan, kesendirian, dan kehidupan di luar kehidupan sosial yang terus menerus.
Ini berarti kita tidak perlu khawatir tentang apa yang mungkin kita lewatkan dan lebih fokus pada pengalaman yang kita pilih untuk hadiri dan nikmati.
Saat ini era di mana kita sering kali terjebak dalam budaya koneksi yang terus menerus dan informasi yang tak terbatas, JOMO mengingatkan kita untuk melakukan refleksi diri, menghargai keheningan, dan memprioritaskan waktu yang berkualitas dengan diri sendiri dan orang-orang yang benar-benar penting bagi kita.
Mengadopsi sikap JOMO dapat membantu mengurangi stress, kecemasan, dan perasaan ketergantungan pada media sosial.
Ini juga dapat memberi kita kebebasan untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita, memperkuat hubungan pribadi dan pengembangan kedalaman dalam pengalaman kita sendiri.
Dari FOMO Menuju JOMO
Mengubah diri dari FOMO ke JOMO melibatkan pengembangan kesadaran diri dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengelola rasa takut dan kekhawatiran yang terkait dengan melewatkan pengalaman.
Berikut beberapa cara yang dapat diupayakan:
1. Mengenali dan Menyadari FOMO
Penting untuk mengenali dan menyadari adanya FOMO dalam diri Anda. Perhatikan ketika Anda merasa cemas, tidak puas, atau terbebani oleh kebutuhan untuk selalu terlibat dalam segala hal.
Menyadari pola pikir dan emosi yang terkait dengan FOMO adalah langkah awal yang penting untuk mengubahnya.
2. Tentukan Nilai dan Prioritas
Refleksikan tentang nilai-nilai, minat, dan tujuan pribadi Anda. Apa yang benar-benar penting dan berarti bagi Anda? Identifikasi prioritas hidup Anda dan pastikan bahwa kegiatan yang Anda pilih untuk terlibat sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Hal ini akan membantu Anda mengalihkan perhatian dari kebutuhan untuk terlibat dalam segala hal yang terjadi.
3. Atur Batasan Media Sosial
Media sosial sering menjadi sumber FOMO yang kuat. Pertimbangkan untuk mengatur batasan waktu yang Anda habiskan di platform media sosial atau bahkan mengevaluasi kebutuhan untuk mengurangi keterlibatan Anda secara keseluruhan.
Tetapkan jadwal teratur untuk memeriksa dan gunakan waktu luang Anda untuk kegiatan yang lebih bermakna dan membangun hubungan pribadi secara langsung.
4. Temukan Kegembiraan dalam Momen Pribadi
Pelajari untuk menikmati momen ketika Anda memilih untuk melewatkan pengalaman tertentu. Temukan sukacita dalam kesendirian, ketenangan, dan waktu pribadi yang Anda miliki.
Manfaatkan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan yang Anda sukai, merenung, atau mengisi ulang energi secara pribadi.
5. Jaga keseimbangan
Temukan keseimbangan yang tepat antara terhubung dengan orang lain dan waktu untuk diri Sendiri.
Tetaplah bersosialisasi dan terhubung dengan orang-orang yang penting bagi Anda, tetapi juga berikan diri Anda waktu untuk bersantai dan merenung.
Ini akan membantu Anda menemukan harmoni antara interaksi sosial yang memuaskan dan waktu pribadi yang berarti.
6. Lakukan Eksplorasi Minat Pribadi
Gunakan waktu yang Anda miliki untuk mengeksplorasi minat pribadi dan kegiatan yang memberi Anda kegembiraan dan kepuasan.
Fokus pada pengalaman yang memberi Anda rasa bahagia dan memperkaya hidup Anda secara pribadi, tanpa perlu memenuhi harapan atau standar sosial.
7. Latih Diri untuk Menghargai Diri Sendiri
Tingkatkan kepercayaan diri dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain atau merasa rendah diri karena perbandingan sosial.
Ingatkan diri sendiri tentang keunikan dan nilai-nilai yang Anda miliki, dan hargai diri sendiri tanpa tergantung pada persetujuan atau pengakuan dari orang lain.
Penutup
Mengubah pandangan dari FOMO ke JOMO merupakan pergeseran paradigma yang dapat membantu seseorang untuk lebih menghargai dan menikmati momen mereka sendiri, serta meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Tentu saja, setiap orang memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda, jadi penting mencari keseimbangan yang tepat dalam mengelola keterlibatan dan ketidakterlibatkan dalam pengalaman keseharian.
* Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh