Pemanfaatan Media Sosial (Tiktok) sebagai Media Penyuluhan dan Pengembangan Bahasa Baku
Arsi Miranda*
Cut Khairatun Hisan*
Indah Duma Sari*
Tarisha Putri*
Pendahuluan
Media sosial merujuk pada platform-platform online yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi konten, mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain secara virtual. Contohnya seperti aplikasi WhatsApp, Instagram, Youtube, Tiktok dan sebagainya.
Menurut Anang Sugeng Cahyono, media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.
Tiktok merupakan salah satu aplikasi yang sering diakses oleh masyarakat Indonesia.
TikTok sebagai platform media sosial yang terkenal karena fokusnya pada pembuatan dan berbagi video pendek. Pengguna dapat membuat video singkat dengan durasi mulai dari beberapa detik hingga satu menit.
TikTok memungkinkan pengguna untuk menari, menyanyi, berbagi tips, cerita lucu, dan berbagai jenis konten lainnya.
Platform ini telah menjadi fenomena budaya dan telah membantu memperkenalkan banyak bakat baru dan tren kepada khalayak global.
Dengan adanya Tiktok banyak istilah bahasa baru yang mulai berkembang di khalayak masyarakat. Namun, TikTok juga dapat membantu pengembangan dan memberikan penyuluhan bagaimana menggunakan bahasa baku yang benar dan sesuai ejaan Bahasa Indonesia melalui konten-konten kreatif.
Karena adanya interaksi virtual yang tidak langsung dapat memberikan penyuluhan Bahasa kepada pengguna yang menonton video-video singkat TikTok tersebut.
Melalui konten kreatif Tiktok ini dapat dengan cepat memberikan penyeberan penyuluhan bahasa secara menyuluruh. Baik masyarakat Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Mungkin saja kebanyakan masyarakat tidak tahu salah satu kata baku, tetapi dengan adanya konten tersebut masyarakat jadi tahu salah satu kata baku tersebut.
Tidak hanya kalangan dewasa saja yang dapat penyuluhan bahasa baku ini, tetapi anak-anak juga mendapatkan pelajaran tentang bagaimana bahasa baku. Karena Tiktok tidak hanya dapat diakses oleh dewasa saja tetapi juga anak-anak.
Tulisan ini membahas tentang bagaimana media sosial Tiktok dapat digunakan sebagai alat untuk penyuluhan dan pengembangan bahasa baku melalui konten kreatif.
Dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca bahwa media sosial TikTok bermanfaat untuk membantu penyuluhan dan pengembangan bahasa baku.
Pengaruh Tiktok terhadap Bahasa Sehari-Hari
Tiktok adalah salah satu media sosial yang sedang naik daun beberapa tahun ini. Media sosial ini juga dapat diakses oleh semua kalangan umur mulai dari anak anak, remaja hingga orang dewasa.
Dengan adanya kemudahan akses tersebut, Tiktok tentu saja dapat mempengaruhi pemakaian bahasa sehari hari. Terutama di kalangan generasi muda yang sangat aktif menggunakan aplikasi tersebut.
Pengaruh ini dapat bervariasi tergantung penggunaannya dan keberagaman penggunanya. Tetapi secara umum dapat kita lihat pengaruhnya sebagai berikut:
Penciptaan Istilah dan Frasa Baru
Media sosial ini sering kali menjadi tempat yang populer untuk menciptakan serta memperkenalkan istilah dan frasa baru yang mana istilah tersebut kemudian menyebar ke dalam percakapan sehari-hari.
Perubahan dalam Gaya Berbicara
Trend pada platform Tiktok dapat memengaruhi gaya berbicara serta penggunaan bahasa sehari-hari. Hal ini termasuk intonasi, aksen, dan penggunaan kata tertentu.
Penyebaran Bahasa Slang
Bahasa slang sering kali muncul dan menyebar dengan cepat di Tiktok. Baberapa pengguna platform ini sendiri seringkali mengadopsi bahasa slang tersebut dalam percakapan sehari-hari.
Pengaruh terhadap Tata Bahasa
Pengguna Tiktok atau biasa disebut content creator dapat memperkenalkan perubahan atau penyederhanaan dalam tata bahasa yang kemudian diadopsi oleh penontonnya, terutama dalam konteks informasi.
Peningkatan Kreativitas dalam Bahasa
Tiktok dapat mendorong penggunanya untuk menjadi lebih kreatif dalam penggunaan bahasa. Misalnya melalui pembuatan konten pendek yang menghibur atau mendidik.
Penyuluhan Bahasa Baku melalui Konten Kreatif (Tiktok)
Banyaknya konten-konten kreatif melaui video singkat di Tiktok banyak mempengaruhi bahasa baku dengan masuknya bahasa gaul dan bahasa asing.
Ini sangat berpengaruh di kalangan masyarakat, mahasiswa dan juga anak-anak.
Dengan adanya bahasa asing atau bahasa gaul ini dapat menghilangan bahasa baku Indonesia. Masyarakat akhirnya tidak mau lagi mempergunakan bahasa baku. Hal ini tentu akan menghilangkan bahasa baku Indonesia.
Salah satu alasan khalayak ramai banyak menggunakan bahasa gaul atau bahasa asing ini bisa saja karena dianggap keren dan tidak ketinggalan zaman. Makanya para anak muda sering menggunakan bahasa gaul dan asing itu sendiri.
Namun hal ini dapat dicegah dengan memanfaatkan media sosial TikTok sebagai ajang memberikan penyuluhan Bahasa baku melalui video singkat dan kreatif.
Hal ini dapat menarik para pengguna untuk kembali menggukan Bahasa baku dan menggunakan ejaan bahasa Indonesia dengan benar. Kemudian mengajak para pengguna menggunakan hastag terkait Bahasa baku.
Dengan begitu Konten Bahasa Baku ini akan lewat di beranda para pengguna. Dapat dilihat pada akun Tiktok @temututor yang mana membuat konten tebak kata yang benar yaitu “apotik” atau “apotek”. Dengan begitu pengguna yang menonton video tersebut tertarik untuk memilih mana kata yang benar. Kemudian terdapat penjelasan mana kata baku yang benar setelah memilih kata tersebut.
Adapun kata yang benar yaitu kata apotek. Dengan konten seperti ini bermanfaat dapat menambah pengetahuan masyarakat dengan membaca kata baku yang benar.
Pengembangan Bahasa Baku melalui Media Sosial (Tiktok)
Pemakaian bahasa di media sosial lambat laun mengubah cara kita berbahasa dan berkomunikasi dengan orang lain.
Namun, kita juga perlu memahami bahwa beragam media sosial yang kini menjamur memiliki keterbatasan karakter untuk pesan teks yang disampaikan atau memiliki karakteristik tersendiri yang akhirnya berdampak pada bahasa yang digunakan.
Keterbatasan karakter membuat penulisan pesan teks harus disingkat agar sesuai dengan jumlah karakter pesan teks untuk tiap-tiap media sosial.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksesuaian terhadap kaidah tata bahasa yang telah ditentukan.
Oleh karena itu kita dapat memanfaatkan media sosial tiktok untuk membuat konten-konten yang berhubungan dengan pengembangan bahasa baku.
Pengembangan bahasa baku melalui media sosial seperti Tiktok dapat terjadi dengan memperkuat kesadaran akan kegunaan dan pentingnya menggunakan bahasa baku dalam konten-konten yang diposting.
Ini dapat dicapai dengan:
Konten Pendidikan
Membuat konten edukatif tentang tata bahasa, ejaan, dan penggunaan kata yang benar dalam bahasa baku untuk meningkatkan pemahaman pengguna.
Kampanye Kesadaran Bahasa
Mengadakan kampanye yang menyoroti pentingnya penggunaan bahasa baku dan konsekuensi dari penggunaan yang tidak tepat, seperti penyampaian pesan yang salah atau kesalahpahaman.
Kolaborasi dengan Ahli Bahasa
Melibatkan ahli bahasa dalam pembuatan konten atau kolaborasi untuk memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan bahasa baku.
Diskusi dan Debat
Mengadakan diskusi dan debat tentang isu-isu bahasa yang relevan di Tiktok untuk memperluas pemahaman tentang penggunaan bahasa baku.
Menggunakan Fitur Interaktif
Memanfaatkan fitur-fitur interaktif Tiktok seperti polling atau pertanyaan dan jawaban untuk melibatkan pengguna dalam diskusi tentang bahasa baku.
Penutup
Dengan memanfaatkan berbagai fitur dan potensi interaksi yang dimiliki oleh Tiktok, pengguna dapat berkontribusi secara aktif dalam pengembangan bahasa baku dan memperkuat penggunaannya dalam komunikasi sehari-hari.
Dengan adanya content creator Tiktok dapat memberikan dampak baik terhadap penyuluhan dan pengembangan Bahasa Indonesia.
Para pengguna Tiktok dapat mengikuti gaya Bahasa content creator dengan baik dan benar apabila content creator tersebut mau berpartisipasi dalam menggunakan Bahasa yang baik dan benar agar tidak tenggelamnnya bahasa persatuan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di era masuknya bahasa asing atau bahasa gaul pada zaman kini.
* Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Syiah Kuala