Kebersihan Kamar Tidur: Tinjauan Islam dan Psikologi
Oleh: Muhammad Heikal*
Kamar tidur merupakan ruang pribadi yang menjadi tempat untuk beristirahat, melepas penat, dan mengekspresikan diri. Kondisi kamar yang rapi dan tertata seringkali diasosiasikan dengan kepribadian yang teratur, disiplin, dan fokus. Di sisi lain, kamar yang berantakan kerap diidentikkan dengan sifat malas, ceroboh, dan tidak disiplin.
Namun, benarkah kondisi kamar selalu mencerminkan kondisi psikologis seseorang? Ada berbagai macam penyebab mengapa kamar seseorang dibiarkan berantakan. Salah satunya faktor tidak bisanya atau kurangnya manajemen waktu yang baik.
Manajemen waktu yang baik itu sangat penting dikarenakan mampu membuat seseorang menjalani kehidupan lebih teratur.
Dalam hal ini kita bisa sangkut pautkan dalam kehidupan beragama.
Dalam Islam hal kebersihan sangat diatur. Ada sebuah ungkapan hadis yang berbunyi “annazafatu minal iimaan” yang berarti kebersihan itu sebagian dari iman.
Nah, apa sangkut pautnya dalam hal psikologis seseorang? Tentunya sangat erat, iman seorang muslim itu dapat terlihat salah satunya dikarenakan ia menjaga kebersihannya, jika ia menjaga kebersihannya maka ia sudah melengkapi setengah dari pada keimannnya.
Orang yang beriman dalam Islam itu adalah orang yang terjaga dirinya, terkontrol baik dari segi menjaga amarah, maupun tingkat kebersihannya.
Maka bisa dikatakan orang yang menjaga kebersihannya maka terjaga imannya dan orang yang terjaga imannya maka terjaga pula lah psikologis nya.
Dalam Islam, kebersihan memiliki kedudukan yang sangat penting dan dianggap sebagai bagian integral dari ajaran agama.
Pandangan Islam tentang kebersihan mencakup aspek fisik, mental, dan spiritual. Berikut adalah beberapa aspek kebersihan dalam pandangan Islam:
Kebersihan Fisik
Islam mendorong umatnya untuk menjaga kebersihan fisik dengan menjalankan praktik-praktik seperti wudhu (bersuci sebelum melakukan ibadah), mandi, dan menjaga kebersihan tubuh serta pakaian.
Praktik ini tidak hanya untuk menjaga kesehatan fisik, tetapi juga sebagai bagian dari persiapan diri untuk beribadah.
Kebersihan Lingkungan
Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan di sekitar mereka, termasuk rumah, masjid, dan tempat umum lainnya.
Ini mencakup membersihkan rumah secara teratur, membuang sampah dengan benar, dan menjaga kebersihan alam sekitar.
Kebersihan Mental
Islam juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan mental, seperti membersihkan pikiran dari pikiran negatif, kebencian, dan kecemasan.
Menghindari gosip, memaafkan orang lain, dan berpikir positif juga merupakan bagian dari kebersihan mental dalam pandangan Islam.
Kebersihan Spiritual
Dalam Islam, kebersihan spiritual melibatkan membersihkan hati dan jiwa dari dosa dan kesalahan. Ini melibatkan taubat dan memperbaiki hubungan dengan Allah serta sesama manusia.
Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya juga merupakan bagian dari menjaga kebersihan spiritual.
Penting untuk dicatat bahwa Islam memandang kebersihan sebagai tindakan yang dianjurkan dan merupakan bagian dari ibadah.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga merupakan ekspresi dari ketaatan kepada ajaran agama.
Kebersihan dalam Islam memiliki tujuan untuk menjaga kesehatan, kehormatan, dan ketenangan jiwa serta memperoleh ridha Allah SWT.
Ruangan yang berantakan bisa terkait dengan sebuah kerja kreatif dan juga bisa menunjukkan sebuah permasalahan dalam hidup seseorang.
berikut ini adalah kondisi seseorang yang membutuhkan bantuan dengan gejala kamar yang selalu berantakan.
1. Fase Remaja yang Masih Butuh Pendampingan
Fase pertama seseorang benar-benar bersentuhan dengan kemandirian adalah ketika mereka memasuki masa pubertas.
Seseorang mulai beranjak meninggalkan masa anak-anak, tetapi juga bukan orang dewasa, dan pada fase ini seseorang belum terbiasa mengurus dirinya sendiri.
Ini adalah fase yang normal pada seorang remaja. Jadi cobalah untuk bersikap suportif dan membantu jika memiliki remaja di rumah.
2. Sifat Pribadi Seseorang
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ruangan yang acak-acakan sebenarnya adalah ciri kepribadian yang sangat umum.
Dalam beberapa kasus, ada orang yang memang tidak tertarik untuk membersihkan ruangan dan kamar pribadinya. Jika seseorang tidak merasa terganggu dengan hal tersebut, bisa jadi merupakan tanda bahwa mereka sudah terbiasa hidup seperti itu.
Hal ini sering kali berasal dari sifat-sifat yang mereka peroleh selama masa remaja dan berlanjut hingga dewasa.
3. Depresi dan Masalah Lainnya
Apakah rumah yang berantakan merupakan tanda penyakit mental? Mungkin terfikir oleh seseorang yang mengalaminya.
Psikologi mengatakan bahwa keadaan berantakan memang bisa menjadi pertanda seseorang sedang mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Sama seperti seseorang yang menderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan harus mengendalikan segalanya, menjadi orang yang berantakan mungkin menunjukkan bahwa ia sedang menghadapi permasalahan mentalnya.
Orang dengan gangguan kecemasan dapat diperparah oleh lingkungan yang berantakan, sehingga membuat mereka semakin sulit untuk merasa tenang dan fokus.
Sama halnya dengan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sering kali seseorang mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengorganisir barang-barang mereka.
Kekacauan di kamar dapat memperburuk gejala ADHD, seperti kesulitan fokus, mudah teralihkan, dan impulsivitas.
Gangguan lainnya, Hoarding Disorder bisa menjadi penyebab mengapa kamar bisa berubah menjadi sebuah ruangan penimbunan sampah.
Orang dengan Hoarding Disorder ditandai dengan akumulasi barang-barang yang berlebihan secara signifikan, hingga menyebabkan kesulitan menggunakan ruang dan fungsi ruangan.
Individu dengan Hoarding Disorder mungkin merasa terikat secara emosional dengan barang-barang mereka dan kesulitan untuk membuangnya.
Kondisi acak-acakan dan penimbunan mungkin menjadi mekanisme penanggulangan stress seseorang. Penderita depresi sulit bangun dari tempat tidur, apalagi membersihkan kamar Membereskan pakaian, membersihkan sampah tidak lagi menjadi bagian dari kebutuhan dan prioritas dalam hidup.
Apakah benar kamar yang acak-acakan menunjukan sisi kreatif seseorang? Meskipun tidak ada hubungan langsung, penelitian menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, orang dengan ruangan yang lebih berantakan cenderung memiliki ide yang lebih kreatif dibandingkan orang dengan ruangan yang sangat rapi, meskipun hal ini tidak bersifat universal. Jika tidak terkait dengan sebuah kerja kreatif, kamar dan ruangan yang acak-acakan bisa menunjukan gangguan kejiwaan, seseorang tersebut membutuhkan support dan bantuan.
• Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh