Mindset yang Benar tentang Uang
Oleh: Muhammad Fadhil Al-Murtazha
Semua orang pastinya ingin kaya dengan berbagai macam alasan yang dikemukakanya. Tetapi untuk menjadi kaya itu butuh proses panjang, tidak semudah Anda mendapat informasi dari gadget dengan modal sentuhan.
Semua orang pastinya ingin kaya dengan berbagai macam alasan yang dikemukakanya. Tetapi untuk menjadi kaya itu butuh proses panjang, tidak semudah Anda mendapat informasi dari gadget dengan modal sentuhan.
Apalagi di era teknologi yang membanjiri informasi sampai tak terbendungi dan berbagai macam flexing yang tampak sangat menggiurkan, tentu hal ini mempengaruhi psikologi manusiawi.
Sejatinya, kekayaan itu perlu untuk mudah mengakses pengetahuan, untuk hidup mapan, bahkan untuk alasan picisan lainnya.
Sejatinya, kekayaan itu perlu untuk mudah mengakses pengetahuan, untuk hidup mapan, bahkan untuk alasan picisan lainnya.
Namun, dalam memperoleh kekayaan itu perlu kepada cara dan sudut pandang yang benar tentang kekayaan.
Jika cara dan sudut pandang Anda tentang kekayaan itu keliru, maka kekayaan yang Anda impikan hanya sebatas halu.
Jika benar Anda orang seperti itu, maka penulis merekomendasikan untuk membaca buku Psychology of Money yang kiranya akan banyak membantu.
Buku Psychology of Money adalah buku yang ditulis oleh Morgan Housell seorang partner di Collaborative Fund dan mantan Kolumnis di The Wall Street Journal.
Buku Psychology of Money adalah buku yang ditulis oleh Morgan Housell seorang partner di Collaborative Fund dan mantan Kolumnis di The Wall Street Journal.
Dia adalah pemenang New York Time Sidney Awards, buku ini sudah masuk ke International Best Seller dan sudah dicetak sebanyak enam kali dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Dalam bukunya, Morgan Housell mengajak pembaca untuk berperilaku yang baik soal uang, karena mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda soal uang.
Dalam bukunya, Morgan Housell mengajak pembaca untuk berperilaku yang baik soal uang, karena mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda soal uang.
Setidaknya saya merangkum ada tiga hal yang menarik dari buku ini, tentu ini hanya bagian kecilnya saja, karena faktanya masih banyak hal menarik lain yang akan ditemukan langsung oleh siapa saja yang mau melirik buku ini.
Pertama, "Mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan Anda dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda, dan perilaku sukar diajarkan bahkan kepada orang-orang yang sangat cerdas sekalipun."
Pertama, "Mengelola uang dengan baik tidak ada hubungannya dengan kecerdasan Anda dan lebih banyak berhubungan dengan perilaku Anda, dan perilaku sukar diajarkan bahkan kepada orang-orang yang sangat cerdas sekalipun."
Morgan Housel mencontohkannya dengan apa yang terjadi pada dua orang dengan latar belakang kehidupan yang berbeda; pertama ada Ronald Read yang merupakan seorang penjaga pom bensin di Amerika, Ronald Read adalah, seorang yang kehidupannya sangat sederhana, bahkan untuk bersekolah SMA dia harus menumpang mobil orang.
Ketika Read meninggal dunia pada tahun 2014 di usia 92 tahun barulah si petugas pom bensin ini masuk berita internasional, karena meninggalkan hartanya sebanyak 8 juta dolar yang kemudian diwariskan kepada anaknya dan anak yatim.
Kedua ada Richard Fuscone yang merupakan lulusan Harvard bergelar MBA, yang karirnya begitu sukses dalam bidang keuangan, sampai ia bisa pensiun di umur 40-an.
Kedua ada Richard Fuscone yang merupakan lulusan Harvard bergelar MBA, yang karirnya begitu sukses dalam bidang keuangan, sampai ia bisa pensiun di umur 40-an.
Pada pertengahan 2000-an, Fuscone terjerat banyak utang yang ia pinjam untuk memperluas lahan rumahnya dan dilengkapi perabotan mewah.
Namun pada 2008 ketika krisis ekonomi melanda Fuscone ia menjadi hancur luluh, utangnya membuat dia bangkrut.
Yang membedakan dua orang ini adalah yang satu sabar dan yang satu tamak, sedangkan pendidikan keduanya di sini tidak berpengaruh terhadap keuangan.
Yang membedakan dua orang ini adalah yang satu sabar dan yang satu tamak, sedangkan pendidikan keduanya di sini tidak berpengaruh terhadap keuangan.
Pelajaran yang dapat diambil di dua cerita ini adalah keberhasilan finansial bukanlah sains keras melainkan soft skill, di mana perilaku Anda lebih penting dari pengetahuan Anda.
Soft skill inilah yang disebut Morgan Housell sebagai psikologi uang.
Kedua, "Tau kapan harus berkata cukup". Morgan Housel mengawalinya dengan kisah Bernie Madoff, yang menjadi pelaku kejahatan skema Ponzi yang paling terkenal.
Kedua, "Tau kapan harus berkata cukup". Morgan Housel mengawalinya dengan kisah Bernie Madoff, yang menjadi pelaku kejahatan skema Ponzi yang paling terkenal.
Dia menipu para investor selama dua dasawarsa sebelum akhirnya dia ditangkap.
Perlu untuk diketahui bahwa Berni Madoff sebelum terjerat kasus skema Ponzi yang membuatnya terkenal, dia adalah seorang pengusaha yang normal yang sangat sukses.
Madoff telah berhasil membuat perusahaan sekuritas yang sangat menguntungkannya.
Madoff telah berhasil membuat perusahaan sekuritas yang sangat menguntungkannya.
Perusahan Madoff ini bisa melakukan jual beli dengan cepat dan murah sehingga bisa membayar perusahaan pialang lain satu penny per saham untuk melaksanakan perintah konsumen, sambil mendapatkan keuntungan dari selisih harga penawaran dan permintaan sebagian saham yang diperjualbelikan.
Seorang mantan staf di perusahaan Madoff mengatakan bahwa bisnis Madoff meraup keuntungan antara 25 juta dolar sampai 50 juta dolar per tahun.
Tentunya dengan keuntungan yang sebesar itu sudah cukup membuat seorang Madoff menjadi orang kaya.
Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Madoff masih melakukan kejahatan penipuan?
Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa Madoff masih melakukan kejahatan penipuan?
Seandainya bila kejahatan itu dilakukan oleh orang yang mengalami kemiskinan, setidaknya akal sehat kita masih bisa mencerna motif kejahatannya, walaupun tidak membenarkan perilakunya yang bertentangan dengan norma.
Namun Madoff adalah orang yang berbeda, dia punya semuanya: kekayaan yang tak terbayangkan, prestise, kekuasaan, kebebasan, Jawabannya adalah karena Madoff tidak pernah punya rasa cukup dan tidak tahu kapan harus berkata cukup, yang pada akhirnya malah menghancur kannya.
Dari kisah Madoff ini, kita diajak untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain, karena hal itu tidak akan pernah ada habisnya, karena di atas langit masih ada langit.
Dari kisah Madoff ini, kita diajak untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain, karena hal itu tidak akan pernah ada habisnya, karena di atas langit masih ada langit.
Tapi kita punya satu kelebihan yang melebihi kekayaan yaitu rasa bersyukur yang membuat kita hidup nyaman.
Ketiga, "Mempertahankan kekayaan tidak sama dengan membangun kekayaan".
Ketiga, "Mempertahankan kekayaan tidak sama dengan membangun kekayaan".
Keberhasilan keuangan sebagaimana dikatakan Morgan Housell ada dalam satu kata yakni "bertahan".
Karena untuk mendapatkan kekayaan diperlukan pengambilan resiko, sikap optimis dan tampil diluar. Sedangkan menyimpan uang membutuhkan kebalikan pengembilan resiko, yaitu diperlukan kerendahan hati, dan paranoid kehilangan apa yang didapat dengan cepat.
Juga diperlukannya sikap hemat, karena keberhasilan masa lalu tidak berulang terus menerus.
Sepenting Apa Menabung?
Salah satu cara bertahan yang bisa dilakukan adalah dengan menabung uang, walaupun Anda tak punya alasan untuk menabung, karena dengan menabung Anda akan mendapatkan kendali atas waktu Anda.
Sepenting Apa Menabung?
Salah satu cara bertahan yang bisa dilakukan adalah dengan menabung uang, walaupun Anda tak punya alasan untuk menabung, karena dengan menabung Anda akan mendapatkan kendali atas waktu Anda.
Dan juga dengan cara mengefisensi pengeluaran Anda, serta mengendalikan ego Anda.
Karena sebenarnya tabungan bukanlah pendapatan yang dikurangi dengan pengeluaran, tetapi tabungan adalah pendapatan dikurangi ego Anda.
Dan berikan waktu untuk pertumbuhan tabungan Anda, karena ibarat menanam pohon pertumbuhan akan terasa jika dalam jangka waktu yang lama.[]