Seuramo Baca: Menyalakan Cahaya Literasi dari Desa

Seuramo Baca
Kepala Desa Paya Luah dan Pengelola Seuramo Baca, Foto: Dokumen Pribadi 

Oleh: Arizul Suwar 

Membaca adalah jendela dunia.” Ungkapan ini sederhana, namun memiliki kekuatan luar biasa. 

Membaca membuka peluang untuk mengenal ide-ide baru, memahami kehidupan, dan menyelami pemikiran para tokoh hebat yang telah menciptakan perubahan. 

Dalam setiap halaman buku tersimpan cerita, gagasan, dan pengetahuan yang mampu mengubah cara kita melihat dunia. Buku tidak hanya menjadi teman yang setia, tetapi juga guru yang menawarkan kebijaksanaan tanpa batas.

Namun, meski manfaat membaca begitu besar, kenyataan di Indonesia menunjukkan jendela ini masih banyak yang tertutup. Berdasarkan data UNESCO (2021), minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. 

Dari seribu orang, hanya satu yang memiliki kebiasaan membaca buku. Ini menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Kenyataan ini adalah tantangan besar, tetapi bukan tanpa harapan. Di Desa Paya Luah, secercah cahaya literasi mulai menyala. Melalui inisiatif Seuramo Baca, sebuah perpustakaan kecil berdiri sebagai simbol perlawanan terhadap rendahnya budaya membaca. 

Ide perpustakaan ini bukan hanya sebatas bangunan yang dipenuhi buku, tetapi sebuah gerakan untuk membangkitkan kembali semangat literasi dari akar rumput.

Seuramo Baca: Langkah Kecil dengan Impian Besar

Seuramo Baca adalah bukti bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan penuh keyakinan. 

Berkat dukungan legalitas resmi dari kepala desa, perpustakaan ini kini menjadi ruang terbuka bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Di tengah keterbatasan koleksi, semangat para pengelola tak pernah padam.

Dengan adanya perpustakaan, anak-anak yang sebelumnya hanya mengenal hiburan digital kini memiliki kesempatan untuk menikmati cerita-cerita inspiratif yang membawa mereka ke dunia baru. 

Seuramo Baca tidak hanya ditujukan untuk menjadi tempat meminjam buku, tetapi juga pusat kegiatan edukasi dan sosial, mulai dari diskusi literasi hingga kelas-kelas belajar kreatif.

Kepemimpinan Visioner di Balik Seuramo Baca

Di balik keberhasilan Seuramo Baca, ada sosok pemimpin visioner, Kepala Desa Paya Luah, Ilyas. 

Dengan keyakinan bahwa literasi adalah kunci untuk memutus rantai ketertinggalan, Ilyas tidak hanya memberikan legalitas administratif tetapi juga menjadi penggerak kolaborasi antara perangkat desa, pengelola perpustakaan, dan masyarakat.

Visi Ilyas sederhana namun sangat kuat: menciptakan generasi yang memiliki akses terhadap ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis. Baginya, perpustakaan ini bukan sekadar bangunan, melainkan sebuah pondasi bagi masa depan yang lebih baik.

“Kita tidak hanya membangun perpustakaan,” katanya suatu kali, “tetapi juga membangun mimpi-mimpi yang besar.”

Membuka Pintu Masa Depan

Apa yang dilakukan Seuramo Baca mengingatkan kita bahwa literasi adalah kekuatan yang mampu mengubah peradaban. 

Dengan membaca, seseorang tidak hanya membuka jendela dunia, tetapi juga memiliki kunci untuk mengubah dunia itu sendiri.

Bagi anak-anak Desa Paya Luah, perpustakaan ini adalah harapan baru. Mereka diajak bermimpi lebih besar, berpikir lebih kritis, dan mempersiapkan diri untuk menjadi generasi yang tangguh dan berdaya saing. 

Di tempat ini, mereka belajar bahwa setiap halaman buku adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih baik.

Semoga, nyala kecil dari Seuramo Baca terus tumbuh menjadi api besar yang menyala di seluruh pelosok negeri, menghidupkan semangat literasi dan membangkitkan generasi pembelajar yang penuh potensi. Karena sejatinya, perubahan besar selalu dimulai dari hati yang peduli, visi yang jelas, dan tindakan nyata.

Mari kita buka jendela dunia ini bersama. Mari membaca, berbagi, dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih cerah.[]
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan