Ketertarikan Masyarakat terhadap Berita Kejahatan: Sebuah Analisis Psikologis dan Sosial

Ilustrasi abstrak seseorang menonton layar televisi besar yang menampilkan berita kejahatan dengan judul-judul merah mencolok. Bayangan manipulasi media terlihat di latar belakang, melambangkan pengaruh sensasionalisme. Lingkungan gelap dengan cahaya dari berbagai layar menggambarkan dominasi berita kriminal dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh: Arizul Suwar

Pendahuluan 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat berita kriminal, kekerasan, dan tragedi mendominasi media massa. Kejahatan dan berbagai peristiwa tragis kerap mendapat perhatian lebih dibandingkan berita positif.

Mengapa hal ini terjadi? Apakah media sengaja menyajikan konten semacam itu, atau justru masyarakat sendiri yang lebih tertarik dengan berita negatif? Lebih jauh, apakah fenomena ini berkaitan dengan konsep psikologis seperti nekrofilia sosial yang dikemukakan Erich Fromm?

Tulisan ini akan menganalisis mengapa berita kejahatan begitu menarik perhatian masyarakat. Dengan pendekatan psikologi, sosiologi, dan filsafat, kita akan mengungkap faktor-faktor di balik kecenderungan manusia dalam mengonsumsi berita negatif serta dampaknya dalam kehidupan sosial.

Psikologi Ketertarikan terhadap Berita Kejahatan

Secara psikologis, manusia memiliki naluri alami untuk memperhatikan ancaman dan bahaya di sekitarnya. Ini adalah bagian dari mekanisme bertahan hidup yang membuat kita lebih waspada. Namun, di era modern, dorongan ini dieksploitasi oleh media untuk menarik perhatian audiens.

Erich Fromm dalam The Anatomy of Human Destructiveness memperkenalkan konsep nekrofilia sosial, yaitu kecenderungan individu atau kelompok untuk tertarik pada kehancuran, kematian, dan kekerasan.

Dalam masyarakat yang mengalami alienasi dan kehilangan makna hidup, dorongan ini bisa muncul sebagai bentuk pelarian. Dalam lingkungan yang serba mekanis dan individualistis, tragedi membangkitkan emosi yang jarang dirasakan dalam rutinitas harian, sehingga menjadi magnet perhatian.

Media dan Pemanfaatan Dorongan Nekrofilik

Media memahami bahwa berita kriminal lebih menarik dibandingkan berita positif. Ada beberapa alasan utama mengapa berita semacam ini diminati.

Pertama, berita kejahatan dan kekerasan membangkitkan sensasi dan adrenalin. Ketika seseorang membaca atau menonton berita kriminal, tubuh merespons dengan cara yang mirip saat menyaksikan film horor atau thriller—detak jantung meningkat, dan adrenalin dilepaskan. Sensasi ini membuat berita kriminal terasa lebih menarik dan memicu dorongan untuk terus mengikuti perkembangannya.

Kedua, berita tentang penderitaan orang lain bisa menimbulkan perasaan lega bahwa kita tidak mengalami kejadian serupa. Ini berkaitan dengan konsep schadenfreude, yaitu kepuasan yang muncul ketika melihat orang lain mengalami kesulitan. Bukan berarti masyarakat menikmati kekerasan, tetapi ada kepuasan bawah sadar karena mengetahui bahwa mereka berada dalam posisi lebih aman.

Ketiga, berita kriminal menciptakan ilusi kontrol dan keamanan. Dengan mengetahui kejahatan yang terjadi, seseorang merasa lebih waspada dan seolah dapat mengendalikan keadaan, meskipun kenyataannya ini hanyalah ilusi.

Struktur Sosial dan Budaya Kekerasan

Ketertarikan terhadap berita kriminal juga berkaitan erat dengan kondisi sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat. Ada beberapa faktor yang memperkuat fenomena ini.

Budaya sensasi dalam media berperan besar dalam penyebaran berita kejahatan. Kapitalisme media mendorong produksi konten yang bisa menarik perhatian dengan cepat. Berita kriminal adalah salah satu jenis konten yang paling efektif dalam menarik audiens karena memicu reaksi emosional yang kuat. Akibatnya, media terus-menerus mengeksploitasi berita semacam ini demi meningkatkan jumlah pembaca atau pemirsa.

Selain itu, ada strategi politik ketakutan yang sering dimanfaatkan oleh pemerintah atau pihak berkepentingan. Berita kriminal dapat digunakan untuk membentuk opini publik dan menciptakan ketakutan yang menguntungkan pihak tertentu. Ketika masyarakat terus-menerus dibombardir dengan berita kejahatan, mereka menjadi lebih mudah dipengaruhi oleh kebijakan yang diklaim dapat meningkatkan keamanan, meskipun kebijakan tersebut mungkin memiliki agenda tersembunyi.

Hiburan berbasis kekerasan juga berkontribusi terhadap pola konsumsi masyarakat terhadap berita kriminal. Film, game, dan berbagai bentuk hiburan modern sering kali mengandung unsur kekerasan, yang secara tidak langsung membentuk pola pikir bahwa kekerasan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika berita kriminal muncul, orang lebih mudah menerima dan bahkan merasa tertarik untuk mengikuti perkembangan kasusnya.

Penutup

Ketertarikan masyarakat terhadap berita kejahatan bukan sekadar masalah konsumsi media, tetapi juga cerminan dari kondisi psikologis dan sosial yang lebih luas. Dalam masyarakat yang kehilangan nilai-nilai kolektif dan makna hidup, ketertarikan terhadap kekerasan bisa menjadi bentuk kompensasi emosional. Meskipun tidak semua orang memiliki kecenderungan nekrofilik dalam arti klinis, elemen nekrofilia sosial tampak jelas dalam pola konsumsi berita saat ini.

Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih sadar dalam mengonsumsi informasi. Kita harus lebih selektif dalam memilih berita yang dikonsumsi, sementara media perlu mempertimbangkan dampak psikologis dan sosial dari pemberitaannya. Pada akhirnya, membangun masyarakat yang lebih sehat secara mental dan sosial bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga bagaimana media dan struktur sosial membentuk pola pikir kita terhadap dunia.[]

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan