Membangun Solusi dari Dalam: Pelajaran dari Kasus Jerry Sternin
Oleh: Abigail
Pendahuluan
Dalam banyak komunitas, ketika menghadapi suatu masalah, sering kali solusi yang diambil adalah meniru keberhasilan komunitas lain.
Pemerintah Vietnam menginginkan pendekatan baru, tetapi tanpa dana besar atau intervensi dari luar yang kompleks.
Pendekatan ini didasarkan pada anggapan bahwa strategi yang berhasil di satu tempat bisa memberikan hasil yang sama di tempat lain.
Namun, kenyataannya, solusi seperti ini tidak selalu efektif karena setiap komunitas memiliki kondisi, tantangan, dan dinamika yang berbeda.
Namun, kenyataannya, solusi seperti ini tidak selalu efektif karena setiap komunitas memiliki kondisi, tantangan, dan dinamika yang berbeda.
Jika diterapkan tanpa mempertimbangkan keadaan setempat, solusi tersebut bisa jadi kurang relevan dan sulit dijalankan.
Oleh karena itu, daripada sekadar meniru, komunitas perlu mencari cara yang lebih sesuai dengan keadaan mereka sendiri agar solusi yang diambil benar-benar bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Oleh karena itu, daripada sekadar meniru, komunitas perlu mencari cara yang lebih sesuai dengan keadaan mereka sendiri agar solusi yang diambil benar-benar bisa menyelesaikan masalah yang ada.
Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa solusi yang muncul dari dalam komunitas itu sendiri biasanya lebih efektif dibandingkan dengan sekadar mengadopsi strategi dari luar.
Setiap komunitas memiliki kebutuhan dan persoalan yang khas, sehingga cara terbaik untuk menyelesaikannya adalah dengan menggali potensi yang sudah ada, melihat sumber daya yang tersedia, dan memahami kondisi yang dihadapi. Dengan cara ini, komunitas bisa menemukan solusi yang lebih nyata dan mudah diterapkan.
Pembahasan
Kasus Jerry Sternin dan "Positive Deviance"
Pada tahun 1990, Jerry Sternin dari Save the Children datang ke Vietnam untuk mengatasi masalah malnutrisi anak-anak di daerah pedesaan. Banyak program dari luar telah dicoba sebelumnya, tetapi hasilnya tidak bertahan lama.Pemerintah Vietnam menginginkan pendekatan baru, tetapi tanpa dana besar atau intervensi dari luar yang kompleks.
Alih-alih membawa solusi dari luar, Sternin dan timnya melakukan pendekatan yang disebut Positive Deviance—mencari contoh keluarga dalam komunitas yang, meskipun hidup dalam kondisi yang sama dengan orang lain, berhasil menjaga anak-anak mereka tetap sehat.
Sternin menemukan bahwa beberapa keluarga menerapkan kebiasaan yang berbeda:
Pertama, mereka memberi makan anak-anak dengan porsi kecil tetapi lebih sering dalam sehari, dibandingkan dengan hanya dua kali sehari seperti kebiasaan umum.
Kedua, mereka menambahkan makanan bergizi yang sering diabaikan oleh komunitas, seperti udang kecil dan daun ubi yang tersedia secara lokal tetapi tidak dianggap sebagai makanan utama.
Ketiga, mereka lebih aktif dalam memberi makan anak-anak, memastikan bahwa makanan dikonsumsi dengan benar.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa solusi yang efektif sudah ada dalam komunitas, hanya saja belum menjadi praktik yang umum.
Sternin tidak memberikan solusi dari luar, tetapi membantu komunitas mengenali dan menyebarluaskan praktik baik yang sudah ada.
Hasilnya, tingkat malnutrisi menurun secara signifikan dan metode ini dapat diterapkan secara berkelanjutan karena berasal dari pemahaman dan sumber daya komunitas sendiri.
Pertama, mereka memberi makan anak-anak dengan porsi kecil tetapi lebih sering dalam sehari, dibandingkan dengan hanya dua kali sehari seperti kebiasaan umum.
Kedua, mereka menambahkan makanan bergizi yang sering diabaikan oleh komunitas, seperti udang kecil dan daun ubi yang tersedia secara lokal tetapi tidak dianggap sebagai makanan utama.
Ketiga, mereka lebih aktif dalam memberi makan anak-anak, memastikan bahwa makanan dikonsumsi dengan benar.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa solusi yang efektif sudah ada dalam komunitas, hanya saja belum menjadi praktik yang umum.
Sternin tidak memberikan solusi dari luar, tetapi membantu komunitas mengenali dan menyebarluaskan praktik baik yang sudah ada.
Hasilnya, tingkat malnutrisi menurun secara signifikan dan metode ini dapat diterapkan secara berkelanjutan karena berasal dari pemahaman dan sumber daya komunitas sendiri.
Prinsip-prinsip Penerapan dalam Konteks Lain
Kasus Jerry Sternin mengajarkan bahwa solusi terbaik sering kali datang dari dalam komunitas itu sendiri.
Daripada hanya meniru keberhasilan tempat lain, pendekatan Positive Deviance menunjukkan bahwa komunitas perlu menggali potensi dan praktik baik yang telah ada.
Ada beberapa prinsip utama yang bisa diterapkan dalam berbagai situasi:
1. Mengidentifikasi apa yang sudah berhasil dalam komunitas itu sendiri
Setiap komunitas memiliki individu atau kelompok yang sudah mampu mengatasi masalah dengan cara yang efektif.Identifikasi ini bisa dilakukan melalui observasi, diskusi, atau penelitian langsung.
Dengan menemukan praktik yang telah berhasil, komunitas bisa belajar dari anggotanya sendiri tanpa harus bergantung pada solusi eksternal.
2. Menggunakan sumber daya yang tersedia secara lokal
Solusi yang bergantung pada sumber daya dari luar sering kali sulit dipertahankan dalam jangka panjang.Sebaliknya, memanfaatkan apa yang sudah tersedia di dalam komunitas memastikan bahwa solusi tersebut lebih realistis dan dapat terus berjalan.
Ini juga membantu meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap perubahan yang dilakukan.
3. Melibatkan komunitas dalam menemukan dan menerapkan solusi
Solusi yang ditemukan secara partisipatif akan lebih diterima oleh komunitas.Ini bisa dilakukan dengan membentuk kelompok diskusi, mengadakan lokakarya, atau melakukan pelatihan berbasis pengalaman langsung.
Ketika komunitas merasa memiliki peran dalam proses pencarian solusi, mereka cenderung lebih berkomitmen dalam menjalankannya.
4. Menjadikan solusi sebagai bagian dari budaya komunitas
Untuk memastikan solusi dapat terus berjalan dalam jangka panjang, perlu ada upaya untuk menjadikannya sebagai norma atau kebiasaan dalam komunitas.Ini bisa dilakukan melalui edukasi, cerita sukses, atau dengan melibatkan pemimpin komunitas dalam menyebarkan praktik baik tersebut.
5. Memastikan keberlanjutan solusi dengan monitoring dan evaluasi
Setiap solusi yang diterapkan perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat efektivitasnya.Dengan melakukan monitoring, komunitas bisa menyesuaikan strategi jika diperlukan, sehingga solusi tetap relevan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
Penutup
Dari kasus Jerry Sternin, kita belajar bahwa meniru strategi dari luar tanpa mempertimbangkan konteks lokal sering kali tidak efektif.Setiap komunitas memiliki tantangan dan potensi yang unik, sehingga solusi yang paling tepat adalah yang muncul dari dalam komunitas itu sendiri.
Dengan menggali praktik baik yang sudah ada dan mengoptimalkan sumber daya lokal, komunitas dapat menemukan solusi yang relevan, mudah diterapkan, dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, daripada sekadar mengadopsi strategi dari tempat lain, komunitas sebaiknya mulai dengan mengenali kekuatan dan potensi mereka sendiri.
Oleh karena itu, daripada sekadar mengadopsi strategi dari tempat lain, komunitas sebaiknya mulai dengan mengenali kekuatan dan potensi mereka sendiri.
Dengan cara ini, mereka tidak hanya menyelesaikan masalah yang ada, tetapi juga membangun kapasitas untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan cara yang lebih mandiri dan efektif. []