Pelajaran Berharga dari Lagu Lawas: Jangan Percaya Begitu Saja

Seseorang duduk di meja yang nyaman, mengenakan headphone, membaca buku sambil mendengarkan musik dari laptop yang menampilkan playlist YouTube. Di sampingnya ada secangkir kopi, dengan latar belakang rak buku dan pencahayaan lembut yang menciptakan suasana hangat dan tenang.
Ilustrasi membaca sambil mendengarkan lagu, dibuat oleh AI

Oleh: Arizul Suwar

Awalnya, Aku Tak Curiga...

Mendengarkan musik adalah salah satu kesukaanku. Biasanya, ketika membaca, aku memutar lagu-lagu di YouTube dan membiarkannya berjalan otomatis, mengikuti algoritma yang memilih lagu-lagu serupa.

Ini cara yang cukup efektif untuk menemukan lagu-lagu baru—meskipun kadang-kadang algoritma juga iseng, tiba-tiba menyelipkan lagu "nggak jelas" di antara alunan musik yang menenangkan.

Suatu hari, di tengah asyiknya membaca, sebuah lagu yang belum pernah kudengar sebelumnya mengalun di telingaku.

Liriknya begini:

Wajahmu, dulu berseri-seri
Senyummu, dulu manis sekali
Pandanganmu bercahaya,
Tetapi kini jauh berbeda.


Aku langsung berhenti membaca. Ada sesuatu dalam lagu itu yang menarik perhatianku. Aku pun segera membuka YouTube untuk mencari tahu judulnya.

Ternyata, lagu itu berjudul Sekedar Bertanya, dinyanyikan oleh Dina Mariana. Karena merasa tertarik, aku pun memutarnya berulang kali.
Source: https://youtu.be/RhvvNb-H0Zs?si=k6QCP-0fBWFFvjUb
Namun, semakin sering aku mendengarnya, semakin ada yang terasa janggal. Lirik berikut ini terdengar tidak begitu menyatu di telingaku:

Hasrat hati hanya sekedar bertanya,
Mengapa wajahmu selalu berbeda.
Sehingga lenyap keindahan kurasa,
Aduhai apakah gerangan sebabnya?


Aku jadi berpikir, Mengapa wajahnya selalu berbeda? Bukankah itu hal yang wajar? Kalau wajahnya setiap hari sama persis, justru itu yang perlu dipertanyakan—mungkin dia patung lilin Madame Tussauds!

Keanehan ini membuatku semakin penasaran. Aku pun mulai menelusuri asal-usul lagu ini.

Sebuah Penemuan yang Mengubah Segalanya

Dari pencarianku, aku menemukan bahwa Sekedar Bertanya awalnya dibawakan oleh Babay Suhaemi, seorang anggota Orkes Melaju Senandung Musica pada akhir 1960-an.

Aku pun mencari versi aslinya di YouTube. Begitu menemukannya, semuanya menjadi jelas.
Source: https://youtu.be/LMQ8LVKQ2mM?si=EfoDDBlDcwZAT76K
Lirik yang dinyanyikan Babay Suhaemi berbunyi:

Hasrat hati hanya sekedar bertanya,
Mengapa wajahmu selalu berduka.
Sehingga lenyap keindahan kurasa,
Aduhai apakah gerangan sebabnya?


Nah! Ini dia yang benar! Kata berduka jauh lebih masuk akal. Lagu ini bercerita tentang seseorang yang merasa kehilangan keceriaan dari seseorang yang dulu ia kenal. Bukan sekadar karena wajahnya berbeda, tapi karena wajahnya berduka.

Aku pun merasa lega. Kejanggalan yang sempat menggangguku akhirnya terjawab.

Menemukan Makna yang Hilang

Dari pengalaman sederhana ini, aku belajar bahwa mempertanyakan sesuatu bukanlah tindakan yang salah. Justru dengan mempertanyakan, kita bisa menemukan jawaban yang lebih masuk akal.

Jika aku tidak mencari tahu lebih jauh, aku mungkin akan selamanya menganggap bahwa lirik "mengapa wajahmu selalu berbeda" adalah sesuatu yang wajar, padahal sebenarnya ada versi yang lebih logis.

Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada informasi, aturan, atau tradisi yang kita anggap sudah benar hanya karena kita menerimanya begitu saja. Padahal, siapa tahu ada bagian yang hilang, berubah, atau terdistorsi seiring waktu.

Misalnya, ada cerita tentang seorang insinyur Belanda yang membangun jembatan. Suatu hari, ketika melihat pekerjaannya, ia berkata kepada para pekerja, "Gunakan kepalamu!" yang maksudnya adalah berpikir dengan cermat saat bekerja.

Namun, entah bagaimana, kalimat itu akhirnya dipahami secara harfiah oleh para pekerja sebagai perintah untuk menggunakan kepala manusia sebagai tumbal proyek jembatan.

Bayangkan, hanya karena salah paham, sesuatu yang seharusnya bersifat metaforis malah berubah menjadi praktik yang mengerikan!

Begitu juga dengan pemaknaan ajaran atau kebiasaan dalam masyarakat.

Kadang, karena terlalu lama diterima tanpa dikaji ulang, sesuatu yang awalnya punya makna logis bisa bergeser menjadi sesuatu yang membingungkan atau bahkan merusak.

Seperti dalam lagu Sekedar Bertanya, perubahan satu kata saja bisa mengubah keseluruhan pesan lagu.

Jadi, kalau ada sesuatu yang terasa janggal, jangan ragu untuk bertanya. Bisa jadi, kita menemukan kebenaran yang lebih jelas—atau minimal, kita tidak jadi pekerja jembatan yang salah mengartikan metafora![]
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Artikel Relevan